Selasa, 21 September 2021

Anda Bisa Membuat Pupuk Cair Organik Sendiri Dirumah, Simak Caranya Disini

Pemakaian Pupuk Cair Organik

 Ada dua macam bentuk pupuk organik cair yang dibuat dengan proses pengomposan. Pertama ialah pupuk organik cair yang dibuat dengan cara melarutkan pupuk organik yang telah jadi atau setengah jadi ke dalam air. Jenis pupuk yang dilarutkan dapat berupa pupuk hijau, pupuk kandang, pupuk kompos, Pupuk Agrodyke atau campuran semuanya. Pupuk organik cair semacam ini karakteristiknya tidak jauh berbeda dengan pupuk organik padat, hanya saja bentuknya berupa cairan. Dalam bahasa lebih mudah, kira-kira mirip teh yang dicelupkan ke dalam air lalu airnya dijadikan pupuk.

Pupuk cair jenis ini suspensi larutannya kurang stabil dan mudah mengendap, Kita tidak bisa menyimpan pupuk tipe ini dalam jangka waktu lama. Setelah jadi biasanya harus langsung digunakan. Pengaplikasiannya dilakukan dengan cara menyiramkan pupuk pada permukaan tanah disekitar tanaman, tidak disemprotkan ke daun.kecuali penggunaannya dengan Pupuk Agrodyke, karena Pupuk Agrodyke mudah larut dengan air dan dapat disemprotkan dimana saja.

Kedua ialah pupuk organik cair yang dibuat dari bahan-bahan organik yang difermentasikan dalam kondisi anaerob dengan bantuan organisme hidup. Bahan bakunya berasal dari material organik yang belum terkomposkan. Unsur hara yang terkandung dalam larutan pupuk cair tipe ini benar-benar berbentuk cair. Sehingga larutannya lebih stabil. Bila dibiarkan tidak mengendap. Oleh sebab itu, karakteristik dan sifatnya pun berbeda dengan pupuk cair yang dibuat dari pupuk padat yang dilarutkan ke dalam air. Kali ini kita akan membahas pupuk organik cair tipe yang kedua.

Sifat dan karakteristik pupuk organik cair

Pupuk organik cair tidak dapat dijadikan pupuk utama dalam bercocok tanam. Sebaiknya gunakan pupuk organik padat sebagai pupuk utama/dasar. Pupuk organik padat dapat tersimpan lebih lama dalam media tanam dan bisa menyediakan hara untuk jangka yang panjang. Sedangkan, nutrisi yang ada pada pupuk cair lebih rentan terbawa erosi. Tetapi di sisi lain, lebih mudah dicerna oleh tanaman.

Jenis pupuk cair lebih efektif dan efesien bila diaplikasikan pada bunga, daun dan batang dibanding pada media tanam (kecuali pada metode hidroponik). Pupuk organik cair dapat berfungsi sebagai perangsang tumbuh. Terutama saat tanaman mulai bertunas atau saat perubahan dari fase vegetatif ke generatif untuk merangsang pertumbuhan buah dan biji. Batang dan daun dapat menyerap secara langsung pupuk yang diberikan melalui stomata atau pori-pori yang ada pada permukaannya.

Pemberian pupuk organik cair pada daun harus hati-hati. Jaga jangan sampai overdosis, sebab bisa mematikan tanaman. Pemberian pupuk daun yang berlebih juga bisa mengundang penyakit dan hama pada tanaman. Jadi, ketepatan takaran harus benar-benar diperhatikan untuk mendapatkan hasil maksimal.

Setiap tanaman memiliki kapasitas dalam menyerap nutrisi sebagai makanannya. Secara teoritik, tanaman hanya dapat menyerap unsur hara yang tersedia dalam tanah tidak lebih dari 2% per hari. Pada daun, walaupun kami belum menemukan angka persisnya, dapat diperkirakan jumlahnya tidak lebih dari 2%. Oleh sebab itu pemberian pupuk organik cair pada daun harus diencerkan terlebih dahulu.

Karena sifatnya sebagai pupuk tambahan, pupuk organik cair seharusnya kaya akan unsur hara mikro. Sedangkan unsur hara makro dipenuhi oleh pupuk utama lewat tanah, pupuk organik cair harus memberikan unsur hara mikro yang lebih. Untuk mendapatkan kandungan hara mikro, bisa dipilah dari bahan baku pupuk.

Cara membuat pupuk organik cair

  • Siapkan bahan-bahan berikut: 1 karung kotoran ayam, setengah karung dedak, 30 kg hijauan (jerami, gedebong pisang, daun leguminosa), 100 gram gula merah, 50 ml bioaktivator (EM4), air bersih secukupnya.
  • Siapkan tong plastik kedap udara ukuran 100 liter sebagai media pembuatan pupuk, satu meter selang aerotor transparan (diameter kira-kira 0,5 cm), botol plastik bekas akua ukuran 1 liter. Lubangi tutup tong seukuran selang aerotor.
  • Potong atau rajang bahan-bahan organik yang akan dijadikan bahan baku. Masukkan kedalam tong dan tambahkan air, komposisinya: 2 bagian bahan organik, 1 bagian air. Kemudian aduk-aduk hingga merata.
  • Larutkan bioaktivator seperti EM4 dan gula merah 5 liter air aduk hingga merata. Kemudian tambahkan larutan tersebut ke dalam tong yang berisi bahan baku pupuk.
  • Tutup tong dengan rapat, lalu masukan selang lewat tutup tong yang telah diberi lubang. Rekatkan tempat selang masuk sehingga tidak ada celah udara. Biarkan ujung selang yang lain masuk kedalam botol yang telah diberi air.
  • Pastikan benar-benar rapat, karena reaksinya akan berlangsung secara anaerob. Fungsi selang adalah untuk menyetabilkan suhu adonan dengan membuang gas yang dihasilkan tanpa harus ada udara dari luar masuk ke dalam tong.
  • Tunggu hingga 7-10 hari. Untuk mengecek tingkat kematangan, buka penutup tong cium bau adonan. Apabila wanginya seperti wangi tape, adonan sudah matang.
  • Pisahkan antara cairan dengan ampasnya dengan cara menyaringnya. Gunakan saringan kain. Ampas adonan bisa digunakan sebagai pupuk organik padat.
  • Masukkan cairan yang telah melewati penyaringan pada botol plastik atau kaca, tutup rapat. Pupuk organik cair telah jadi dan siap digunakan. Apabila dikemas baik, pupuk bisa digunakan sampai 6 bulan.
sketsa pmbuatan pupuk organik cair

Secara sederhana bisa dikatakan, untuk membuat pupuk perangsang daun gunakan sumber bahan organik dari jenis daun-daunan. Sedangkan untuk membuat pupuk perangsang buah gunakan bahan organik dari sisa limbah buah seperti sekam padi atau kulit buah-buahan.

Sumber : http://epetani.pertanian.go.id/berita/detail/30

pupuk organik cair limbah tahu,pupuk organik cair lengkap super bionik,pupuk cair organik megarhizo,pupuk cair organik murah,pupuk cair organik malang,pupuk cair organik mudah,pupuk organik cair multitonik,pupuk organik cair multihara,pupuk organik cair masaro,pupuk organik cair merk hantu

0 komentar:

Posting Komentar